Rapat yang mendadak berhenti sekejap karena terganggu bising
pesawat terbang bisa menjadi masa lalu. Para ilmuwan kini mengembangkan
pesawat penumpang dengan tingkat kebisingan rendah. Mereka mencoba
meniru kemampuan burung untuk terbang diam-diam saat mencari mangsa.
Burung hantu adalah kuncinya. Ia mengandalkan bulu khusus untuk mengurangi suara sehingga dapat menangkap mangsanya diam-diam. Prinsip struktur sayap inilah yang dipelajari ilmuwan untuk merancang pesawat terbang yang tak banyak menimbulkan bising.
“Banyak spesies burung hantu telah mengembangkan bulu khusus untuk menghilangkan kebisingan aerodinamis sayap mereka secara efektif,” ujar Dr Justin Jaworski dari Universitas Cambridge.
Semua sayap, baik yang alami maupun rekayasa, saat terbang akan membuat pusaran bergolak karena memotong udara. Dan inilah yang menimbulkan suara, termasuk pesawat konvensional dengan sayap tipis dan keras itu.
Tapi burung hantu memiliki atribut fisik berbeda yang memungkinkannya terbang tanpa suara. Mereka memiliki sisir bulu kaku sepanjang tepi muka sayap. Bulu itu berbahan halus lembut dan terdapat di atas dan pinggiran sayap sekunder fleksibel. Hingga saat ini belum diketahui apakah bising yang minimal ini disebabkan atribut tunggal atau kombinasi antara ketiganya.
Para peneliti berusaha mengungkap misteri ini dengan mengembangkan teori kemampuan sayap sekunder (trailing edge) burung hantu. Sebelumnya percobaan pada burung nokturnal ini menunjukkan kebisingan suara sayap akan berkurang tergantung pada kecepatan udara.
Menggunakan model matematika, para ilmuwan menunjukkan elastisitas dan sifat pori pada sayap sekunder pesawat. Sehingga kebisingan aerodinamik bisa diatur dengan kecepatan penerbangan.
Profesor Nigel Peake, saat mempresentasikan laporan penelitian ini di hadapan American Physical Society di San Diego, mengatakan nantinya sumber kebisingan pada sayap pesawat konvensional bisa dihilangkan.
Burung hantu adalah kuncinya. Ia mengandalkan bulu khusus untuk mengurangi suara sehingga dapat menangkap mangsanya diam-diam. Prinsip struktur sayap inilah yang dipelajari ilmuwan untuk merancang pesawat terbang yang tak banyak menimbulkan bising.
“Banyak spesies burung hantu telah mengembangkan bulu khusus untuk menghilangkan kebisingan aerodinamis sayap mereka secara efektif,” ujar Dr Justin Jaworski dari Universitas Cambridge.
Semua sayap, baik yang alami maupun rekayasa, saat terbang akan membuat pusaran bergolak karena memotong udara. Dan inilah yang menimbulkan suara, termasuk pesawat konvensional dengan sayap tipis dan keras itu.
Tapi burung hantu memiliki atribut fisik berbeda yang memungkinkannya terbang tanpa suara. Mereka memiliki sisir bulu kaku sepanjang tepi muka sayap. Bulu itu berbahan halus lembut dan terdapat di atas dan pinggiran sayap sekunder fleksibel. Hingga saat ini belum diketahui apakah bising yang minimal ini disebabkan atribut tunggal atau kombinasi antara ketiganya.
Para peneliti berusaha mengungkap misteri ini dengan mengembangkan teori kemampuan sayap sekunder (trailing edge) burung hantu. Sebelumnya percobaan pada burung nokturnal ini menunjukkan kebisingan suara sayap akan berkurang tergantung pada kecepatan udara.
Menggunakan model matematika, para ilmuwan menunjukkan elastisitas dan sifat pori pada sayap sekunder pesawat. Sehingga kebisingan aerodinamik bisa diatur dengan kecepatan penerbangan.
Profesor Nigel Peake, saat mempresentasikan laporan penelitian ini di hadapan American Physical Society di San Diego, mengatakan nantinya sumber kebisingan pada sayap pesawat konvensional bisa dihilangkan.
No comments:
Post a Comment