Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan
satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek
termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan
padat di daerah ini mengandung jumlah
volatil (contoh: air,
amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu
keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam
Tata Surya.
Planet-planet luar
Raksasa-raksasa gas dalam Tata Surya dan Matahari, berdasarkan skala
Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (
gas giant), atau
planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung
hidrogen dan
helium;
Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para
astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sebagai
raksasa es.
[43] Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem cincin Saturnus yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.
Yupiter
- Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium.
Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri
semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.[44] Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
Saturnus
- Saturnus
(9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa
kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun
Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat
kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet
ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus
memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum
dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja.[45] Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
Uranus
- Uranus
(19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling
ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri
orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajad pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas.[46] Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
Neptunus
- Neptunus
(30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali
massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan
panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus.[47] Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair.[48] Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade).
Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang
disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan
Neptunus.
Komet

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari
es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum
perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak
aphelion-nya lebih jauh dari
Pluto.
Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari
Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi,
yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat
dilihat dengan mata telanjang.
Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua
ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang
berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari
Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti
Hale-bopp, berasal dari
Awan Oort. Banyak kelompok komet, seperti
Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal.
[49]
Sebagian komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata
Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit.
[50] Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sebagai
asteroid.
[51]
Centaur
Centaur adalah benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar dari
Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang diketahui adalah,
10199 Chariklo, berdiameter 250 km.
[52] Centaur temuan pertama,
2060 Chiron, juga diklasifikasikan sebagai komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet kalau mendekati Matahari.
[53] Beberapa astronom mengklasifikasikan Centaurs sebagai
objek sabuk Kuiper sebaran-ke-dalam (
inward-scattered Kuiper belt objects), seiring dengan sebaran keluar yang bertempat di
piringan tersebar (
outward-scattered residents of the scattered disc).
[54]
Daerah trans-Neptunus
Diagram yang menunjukkan pembagian sabuk Kuiper
Daerah yang terletak jauh melampaui Neptunus, atau daerah
trans-Neptunus, sebagian besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan daerah
ini sebagian besar terdiri dari dunia-dunia kecil (yang terbesar
memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh lebih kecil dari
bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Daerah ini juga dikenal
sebagai
daerah luar Tata Surya, meskipun berbagai orang menggunakan istilah ini untuk daerah yang terletak melebihi sabuk asteroid.
Sabuk Kuiper
Sabuk Kuiper adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk
asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara
30 dan 50 SA, dan terdiri dari
benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti
Quaoar,
Varuna, dan
Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai
planet kerdil.
Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper
yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi diperkirakan massa total Sabuk
Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi.
[55] Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bidang eliptika.
Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi "sabuk klasik" dan
resonansi. Resonansi adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contoh:
dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua).
Resonansi yang pertama bermula pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik
terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan
terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA.
[56] Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sebagai
cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1
[57]
Pluto dan Charon
Pluto dan ketiga satelitnya
Pluto
(rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh
ini di Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini
dianggap sebagai planet yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun
2006 dengan diangkatnya definisi formal planet. Pluto memiliki
kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bidang ekliptika) dan
berjarak 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit
Neptunus) sampai 49,5 SA pada titik aphelion.
Tidak jelas apakah
Charon,
satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sebagai
satelit atau menjadi sebuah planet kerdil juga. Pluto dan Charon,
keduanya mengedari titik
barycenter gravitasi di atas
permukaannya, yang membuat Pluto-Charon sebuah sistem ganda. Dua satelit
yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari Pluto dan Charon.
Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan
Neptunus, yang berarti Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap
tiga edaran Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki
resonansi yang sama disebut
plutino.
[58]
Haumea dan Makemake
Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan
Makemake
(rata-rata 45,79 SA) adalah dua objek terbesar sejauh ini di dalam
sabuk Kuiper klasik. Haumea adalah sebuah objek berbentuk telur dan
memiliki dua satelit. Makemake adalah objek paling cemerlang di sabuk
Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai
2003 EL61 dan
2005 FY9,
pada tahun 2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil. Orbit
keduanya berinklinasi jauh lebih membujur dari Pluto (28° dan 29°)
[59] dan lain seperti
Pluto, keduanya tidak dipengaruhi oleh
Neptunus, sebagai bagian dari kelompok Objek Sabuk Kuiper klasik.
Piringan tersebar
Hitam: tersebar; biru: klasik; hijau: resonan
Piringan tersebar (
scattered disc)
berpotongan dengan sabuk Kuiper dan menyebar keluar jauh lebih luas.
Daerah ini diduga merupakan sumber komet berperioda pendek. Objek
piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tidak menentu karena
pengaruh gravitasi dari gerakan migrasi awal Neptunus. Kebanyakan
objek piringan tersebar (
scattered disc objects,
atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan apehelion
hampir sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi
tinggi pada bidang ekliptika dan sering hampir bersudut siku-siku.
Beberapa astronom menggolongkan piringan tersebar hanya sebagai bagian
dari sabuk Kuiper dan menjuluki piringan tersebar sebagai "objek sabuk
Kuiper tersebar" (
scattered Kuiper belt objects).
[60]
Eris
Eris
(rata-rata 68 SA) adalah objek piringan tersebar terbesar sejauh ini
dan menyebabkan mulainya debat tentang definisi planet, karena Eris
hanya 5%lebih besar dari Pluto dan memiliki perkiraan diameter sekitar
2.400 km. Eris adalah planet kerdil terbesar yang diketahui dan memiliki
satu satelit, Dysnomia.
[61]
Seperti Pluto, orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik
perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto ke Matahari) dan titik aphelion
97,6 SA dengan bidang ekliptika sangat membujur.
Daerah terjauh
Titik tempat Tata Surya berakhir dan ruang antar bintang mulai
tidaklah persis terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua
gaya tekan yang terpisah: angin surya dan gravitasi Matahari. Batasan
terjauh pengaruh angin surya kira kira berjarak empat kali jarak Pluto
dan Matahari.
Heliopause ini disebut sebagai titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi
Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi Matahari, diperkirakan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.
Heliopause
Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang
bergerak pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium
ruang antarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang
kira kira terletak di 80-100 SA dari Matahari pada daerah lawan angin
dan sekitar 200 SA dari Matahari pada daerah searah jurusan angin.
Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang,
membentuk struktur oval yang dikenal sebagai
heliosheath,
dengan kelakuan mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA
di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada
sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus
benturan terminasi ini dan memasuki
heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari Matahari. Batasan luar dari heliosfer,
heliopause, adalah titik tempat angin surya berhenti dan ruang antar bintang bermula.
Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari
dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga medan
magnet Matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi
bentuk tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh
daripada hemisfer selatan. Selebih dari
heliopause, pada jarak
sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang
ditinggalkan Matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.
Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati
heliopause,
sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal
dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus
heliopause
pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat
radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, sebuah tim yang dibiayai NASA
telah mengembangkan konsep "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan
satelit penjajak ke heliosfer.
Awan Oort

Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Awan Oort
Secara hipotesa,
Awan Oort
adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri dari
bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet berperioda
panjang. Awan ini menyelubungi
matahari
pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh
100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung
komet
yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan
planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort bergerak sangat lambat dan
bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek
gravitasi dari laluan
bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong
Bima Sakti.
[62][63]
Sedna
90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip
Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada
perihelion dan 928 SA pada aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun.
Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna
tidak merupakan bagian dari
piringan tersebar
ataupun sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh
migrasi Neptunus. Dia dan beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa
Sedna adalah objek pertama dari sebuah kelompok baru, yang mungkin juga
mencakup 2000 CR105. Sebuah benda bertitik perihelion pada 45 SA,
aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown menjuluki
kelompok ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melalui
proses yang mirip, meski jauh lebih dekat ke Matahari. Kemungkinan besar
Sedna adalah sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya masih
harus ditentukan dengan pasti.
Batasan-batasan
Banyak hal dari Tata Surya kita yang masih belum diketahui. Medan
gravitasi Matahari diperkirakan mendominasi gaya gravitasi
bintang-bintang sekeliling sejauh dua tahun cahaya (125.000 SA).
Perkiraan bawah radius Awan Oort, di sisi lain, tidak lebih besar dari
50.000 SA.
[64] Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah antara
Sabuk Kuiper dan
Awan Oort,
sebuah daerah yang memiliki radius puluhan ribu SA, bisa dikatakan
belum dipetakan. Selain itu, juga ada studi yang sedang berjalan, yang
mempelajari daerah antara
Merkurius dan
matahari.
[65] Objek-objek baru mungkin masih akan ditemukan di daerah yang belum dipetakan.
Dimensi
Perbandingan beberapa ukuran penting planet-planet:
Karakteristik |
Merkurius |
Venus |
Bumi |
Mars |
Yupiter |
Saturnus |
Uranus |
Neptunus |
Jarak orbit (juta km) (SA) |
57,91 (0,39) |
108,21 (0,72) |
149,60 (1,00) |
227,94 (1,52) |
778,41 (5,20) |
1.426,72 (9,54) |
2.870,97 (19,19) |
4.498,25 (30,07) |
Waktu edaran (tahun) |
0,24 (88 hari) |
0,62 (224 hari) |
1,00 |
1,88 |
11,86 |
29,45 |
84,02 |
164,79 |
Jangka rotasi |
58,65 hari |
243,02 hari |
23 jam 56 menit |
24 jam 37 menit |
9 jam 55 menit |
10 jam 47 menit |
17 jam 14 menit |
16 jam 7 menit |
Eksentrisitas edaran |
0,206 |
0,007 |
0,017 |
0,093 |
0,048 |
0,054 |
0,047 |
0,009 |
Sudut inklinasi orbit (°) |
7,00 |
3,39 |
0,00 |
1,85 |
1,31 |
2,48 |
0,77 |
1,77 |
Sudut inklinasi ekuator terhadap orbit (°) |
0,00 |
177,36 |
23,45 |
25,19 |
3,12 |
26,73 |
97,86 |
29,58 |
Diameter ekuator (km) |
4.879 |
12.104 |
12.756 |
6.805 |
142.984 |
120.536 |
51.118 |
49.528 |
Massa (dibanding Bumi) |
0,06 |
0,81 |
1,00 |
0,15 |
317,8 |
95,2 |
14,5 |
17,1 |
Kepadatan menengah (g/cm³) |
5,43 |
5,24 |
5,52 |
3,93 |
1,33 |
0,69 |
1,27 |
1,64 |
Suhu permukaan
min.
menengah
maks. |
-173 °C
+167 °C
+427 °C |
+437 °C
+464 °C
+497 °C |
-89 °C
+15 °C
+58 °C |
-133 °C
-55 °C
+27 °C |
-108 °C |
-139 °C |
-197 °C |
-201 °C |