Laman

Tuesday, December 4, 2012

Home » Ditemukan Lobster Jongkok Spesial Pemakan Plankton Warna Biru

Ditemukan Lobster Jongkok Spesial Pemakan Plankton Warna Biru

Kemampuan mengenali warna dalam kegelapan di dasar laut ternyata amat vital bagi lobster jongkok. Kemampuan itu menentukan hidup dan mati si lobster. Sebab, dengan kemampuan itu, mereka bisa membedakan mana mangsa yang bergizi dan mana mangsa yang beracun.
Para peneliti dari Nova Southeastern University di Florida, Amerika Serikat, menduga bahwa penglihatan warna lobster itu dapat dijelaskan lewat penemuan plankton berpendar biru di lingkungan tempat tinggalnya di kegelapan laut dalam Karibia yang tidak dapat ditembus sinar matahari.
“Lobster melihat cahaya biru ini sebagai tanda makanan yang berlimpah,” kata Tamara Frank, seorang ahli biologi yang memimpin penelitian itu. Tubuh plankton, yang menjadi sumber makanan lobster, tampak berpendar biru ketika mereka membentur anemon di dasar laut.
Kemampuan mengenali cahaya biru dan sinar ultraviolet memungkinkan lobster jongkok membedakan antara plankton dan tempat bertenggernya, anemon, yang memancarkan cahaya berwarna hijau redup. Tentakel anemon dikenal beracun bagi lobster jongkok.
“Lobster ini kerap nongkrong di anemon laut. Namun capit panjangnya hanya menangkap plankton yang berpendar biru dan memasukkannya ke mulut,” kata Frank. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology pada 6 September lalu.
Rekan Frank dari Duke University, Sönke Johnsen, menemukan bahwa cahaya kehijauan yang berasal dari anemon laut merupakan tanda keberadaan zat racun. Sedangkan pendar cahaya berwarna biru berasal dari plankton yang menabrak anemon.
“Lobster jongkok mengembangkan kemampuan melihat warna untuk membedakan dua benda berpendar yang sangat kontras. Yang satu makanan sehat, yang lainnya beracun,” ujar Johnson.
Frank dan rekan-rekannya menemukan lobster jongkok saat melakukan sebuah misi eksplorasi laut dalam dekat Bahama pada 2009 dengan kapal selam Johnson-Sea-Link milik Harbor Branch Oceanographic Institute. Mereka mengambil spesimen lobster jongkok dengan menggunakan alat penyedot pada lengan kapal selam.
Di laboratorium, Frank menempatkan elektroda khusus pada kedua mata lobster untuk mengukur respons mereka terhadap cahaya dengan panjang gelombang, dan intensitas yang berbeda. Mata lobster yang merespons jenis cahaya tertentu akan memancarkan semacam sinyal listrik yang langsung ditangkap oleh elektroda.
Frank menemukan dua spesies lobster jongkok yang memiliki kemampuan melihat sinar biru dan ultraviolet, yakni Eumunida picta dan Gastroptychus spinifer. Lobster G. spinifer memiliki tubuh mungil. Lebar tubuhnya hanya sekitar 1,7 sentimeter dan panjangnya 2,5 sentimeter. Namun matanya cukup besar untuk melihat mangsa berukuran kecil.

No comments:

Post a Comment

Blogger Wordpress Gadgets