Satu-satunya manusia modern yang nenek moyangnya tidak kawin
silang dengan jenis Neanderthal rupanya hanya jenis sub-Sahara Afrika.
Temuan baru ini juga menunjukkan jenis modern Afrika Utara membawa jejak
genetik dari Neanderthal, kerabat terdekat manusia modern yang telah
punah.
Meskipun manusia modern adalah satu-satunya anggota yang masih hidup dari garis keturunan manusia, jenis lainnya telah menjelajahi bumi, termasuk Neanderthal. Manusia modern Eropa dan Asia menyumbang sekitar 1 hingga 4 persen DNA-nya dengan manusia Neanderthal.
Analisis genetik dari fosil mengungkapkan bahwa mereka pernah kawin silang dengan nenek moyang kita, Neanderthal. Meskipun seks ini jarang menghasilkan keturunan, tetapi pencampuran perkawinan ini cukup untuk memberkati orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat sampai hari ini.
Gen Neanderthal menunjukkan bahwa orang di luar Afrika berbagi mutasi genetik dengan Neanderthalsthan Afrika juga. Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa manusia modern kawin dengan sebagian besar Neanderthal setelah keturunan modern mulai muncul di luar Afrika pada 100 ribu tahun yang lalu.
Atau skenario lain yang lebih komplek bahwa kelompok nenek moyang Afrika, yaitu Neanderthal dan manusia modern tertentu berpisah di luar Afrika dimulai sekitar 230 ribu tahun yang lalu.
Untuk menjelaskan mengapa Neanderthal muncul paling dekat dengan manusia di luar Afrika, para peneliti kemudian menganalisis kelompok Afrika Utara. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kelompok-kelompok ini adalah sumber dari migrasi di luar Afrika yang pada akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Penelitian berfokus pada 780 ribu varian genetik pada 125 orang yang mewakili tujuh lokasi yang berbeda di Afrika Utara. Mereka menemukan bahwa Afrika Utara memiliki varian genetik yang dramatis dengan Neanderthal dibandingkan dengan sub-Sahara Afrika.
Para ilmuwan juga menemukan sinyal genetik Neanderthal lebih tinggi pada populasi Afrika Utara. Itu menunjukkan bahwa terdapat pencampuran kuno dengan Neanderthal dan bukan antara perkembangbiakan baru-baru ini dengan manusia modern lain dengan nenek moyang yang mungkin telah kawin silang dengan Neanderthal.
“Satu-satunya populasi modern tanpa campuran Neanderthal adalah kelompok sub-Sahara Afrika,” ujar Carles Lalueza Fox, ahli palaeogenetik di Institute of Evolutionary Biology di Barcelona, Spanyol.
Para peneliti mengatakan, temuan mereka tidak menunjukkan Neanderthal memasuki Afrika dan melakukan kontak intim dengan Afrika Utara kuno. Tetapi sebaliknya bahwa kontak terjadi di luar Afrika. Penelitian juga menunjukkan bahwa kelompak Afrika Utara bukan sumber dari kelompok yang bermigrasi di luar Afrika. Mungkin kelompok lain, yaitu Afrika timur yang memimpin diaspora ini.
Meskipun manusia modern adalah satu-satunya anggota yang masih hidup dari garis keturunan manusia, jenis lainnya telah menjelajahi bumi, termasuk Neanderthal. Manusia modern Eropa dan Asia menyumbang sekitar 1 hingga 4 persen DNA-nya dengan manusia Neanderthal.
Analisis genetik dari fosil mengungkapkan bahwa mereka pernah kawin silang dengan nenek moyang kita, Neanderthal. Meskipun seks ini jarang menghasilkan keturunan, tetapi pencampuran perkawinan ini cukup untuk memberkati orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat sampai hari ini.
Gen Neanderthal menunjukkan bahwa orang di luar Afrika berbagi mutasi genetik dengan Neanderthalsthan Afrika juga. Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa manusia modern kawin dengan sebagian besar Neanderthal setelah keturunan modern mulai muncul di luar Afrika pada 100 ribu tahun yang lalu.
Atau skenario lain yang lebih komplek bahwa kelompok nenek moyang Afrika, yaitu Neanderthal dan manusia modern tertentu berpisah di luar Afrika dimulai sekitar 230 ribu tahun yang lalu.
Untuk menjelaskan mengapa Neanderthal muncul paling dekat dengan manusia di luar Afrika, para peneliti kemudian menganalisis kelompok Afrika Utara. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kelompok-kelompok ini adalah sumber dari migrasi di luar Afrika yang pada akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Penelitian berfokus pada 780 ribu varian genetik pada 125 orang yang mewakili tujuh lokasi yang berbeda di Afrika Utara. Mereka menemukan bahwa Afrika Utara memiliki varian genetik yang dramatis dengan Neanderthal dibandingkan dengan sub-Sahara Afrika.
Para ilmuwan juga menemukan sinyal genetik Neanderthal lebih tinggi pada populasi Afrika Utara. Itu menunjukkan bahwa terdapat pencampuran kuno dengan Neanderthal dan bukan antara perkembangbiakan baru-baru ini dengan manusia modern lain dengan nenek moyang yang mungkin telah kawin silang dengan Neanderthal.
“Satu-satunya populasi modern tanpa campuran Neanderthal adalah kelompok sub-Sahara Afrika,” ujar Carles Lalueza Fox, ahli palaeogenetik di Institute of Evolutionary Biology di Barcelona, Spanyol.
Para peneliti mengatakan, temuan mereka tidak menunjukkan Neanderthal memasuki Afrika dan melakukan kontak intim dengan Afrika Utara kuno. Tetapi sebaliknya bahwa kontak terjadi di luar Afrika. Penelitian juga menunjukkan bahwa kelompak Afrika Utara bukan sumber dari kelompok yang bermigrasi di luar Afrika. Mungkin kelompok lain, yaitu Afrika timur yang memimpin diaspora ini.
No comments:
Post a Comment